Senin, 31 Maret 2014
Jakarta
Tugas 2
Kemacetan Jakarta
Kemacetan tak bisa lepas dari permasalahan di kota besar Indonesia khususnya DKI Jakarta. Masalah ini seakan seperti kutukan. Tak pernah selesai apapun solusi yang dikerjakan.
Gubernur Osaka, Jepang, Ichiro Mastui menilai padatnya arus lalu lintas di Ibu Kota DKI Jakarta menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Hal tersebut diungkapkannya saat menemui Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun. Kemudian pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago memaparkan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab macet di ibu kota.
2. Moda angkutan umum yang buruk serta belum sesuai dengan kebutuhan di kota besar. Menurut Andrinof, angkutan umum utama di Jakarta harusnya berupa bus dan kereta yang bisa mengangkut penumpang dalam jumlah besar. Sama halnya dengan Andrinof, Menurut pengamat transportasi dan kebijakan publik, Agus Pambagio mengatakan, transportasi massal yang baik merupakan solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Namun, pembatasan kendaraan pribadi juga harus dilakukan.
Menurutnya, tingginya penggunaan pribadi dikarenakan buruknya transportasi umum yang ada di Jakarta. Karena itu, pembenahan transportasi massal di Jakarta menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan."Mobil banyak karena angkutan umum enggak beres," katanya.
3. Kondisi infrastruktur buruk :
Menurut Hidayat, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat bukan penyebab tunggal kemacetan di ibukota. Masih ada masalah infrastruktur yang tidak berkembang dan manajemen lalu lintas yang buruk yang juga ikut menjadi penyebab kemacetan. "Ya infrastrukturnya diperbaiki, manajemen lalu lintas juga. Itu kan upaya menertibkan lalu lintas supaya gak macet," katanya.
Minimnya jembatan penyeberangan orang atau terowongan penyeberangan orang. Sehingga orang kerap kali menyeberang beramai-ramai saat arus lalu lintas sedang tinggi. Ini tentu menghambat laju kendaraan.
4. Karena kebijakan perumahan perkotaan yang salah. Rumah susun di Jakarta jumlahnya amat kecil. Akibatnya, orang menyebar ke daerah pinggir. "Penyebaran rumah ke pinggir membuat orang lama dan banyak berada di jalan," ujar Andrinof.
5. Karena banyaknya persimpangan jalan yang belum memiliki bangunan fly over maupun underpass.
6. Angka urbanisasi dan pertumbuhan penduduk di pinggir Jakarta amat tinggi. Jumlahnya di atas 4,5 persen per tahun. Sementara, mayoritas dari mereka bekerja di Jakarta.
7. Karena banyaknya titik bottleneck, seperti di pintu-pintu masuk jalan tol.
8. Buruknya tata ruang dan kesalahan pemberian ijin bangunan seperti mall dan ruko. "Di luar sembilan penyebab tersebut, ada dua masalah fundamental di masa lalu, yaitu kepemimpinan birokrasi dan tata kelola anggaran," ujar pengamat dari Universitas Indonesia itu.
9. Produsen otomotif tidak beri kesempatan Jakarta bernafas :
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Masahiro Nonami mengatakan pihaknya bakal memproduksi tujuh ribu unit mobil di Indonesia. Asalkan masalah kemacetan di jalanan di sejumlah kota besar, terutama Jakarta, berhasil diselesaikan.
Selain itu, Masahiro juga mengeluhkan kondisi infrastruktur Indonesia yang buruk. Pelabuhan, bandara, dan jalan raya harus dibenahi.
Menurutnya, infrastruktur yang baik menjadi kunci daya saing sebuah bangsa.
10. Harga BBM murah :
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai masalah ini sebenarnya tidak perlu jika angkutan umum dihidupkan. Proses untuk menghidupkan angkutan umum selalu terkendala karena murahnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
"Bensin di luar negeri Rp 20 ribu per liter, di sini masih murah. Dengan dilepasnya harga BBM ke harga pasar orang akan berpikir karena naik busway hanya Rp 7.000 sudah pulang pergi. Artinya ketika BBM sudah naik angkutan umum dibenahi," kata Djoko di Jakarta.
Kemacetan Jakarta
Kemacetan tak bisa lepas dari permasalahan di kota besar Indonesia khususnya DKI Jakarta. Masalah ini seakan seperti kutukan. Tak pernah selesai apapun solusi yang dikerjakan.
Gubernur Osaka, Jepang, Ichiro Mastui menilai padatnya arus lalu lintas di Ibu Kota DKI Jakarta menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Hal tersebut diungkapkannya saat menemui Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun. Kemudian pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago memaparkan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab macet di ibu kota.
1. Ruas jalan jauh di bawah kebutuhan normal yang seharusnya 20 persen dari total luas kota. Saat ini, lahan jalan Jakarta hanya 6,2 persen saja dari total lahan.
2. Moda angkutan umum yang buruk serta belum sesuai dengan kebutuhan di kota besar. Menurut Andrinof, angkutan umum utama di Jakarta harusnya berupa bus dan kereta yang bisa mengangkut penumpang dalam jumlah besar. Sama halnya dengan Andrinof, Menurut pengamat transportasi dan kebijakan publik, Agus Pambagio mengatakan, transportasi massal yang baik merupakan solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Namun, pembatasan kendaraan pribadi juga harus dilakukan.
Menurutnya, tingginya penggunaan pribadi dikarenakan buruknya transportasi umum yang ada di Jakarta. Karena itu, pembenahan transportasi massal di Jakarta menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan."Mobil banyak karena angkutan umum enggak beres," katanya.
3. Kondisi infrastruktur buruk :
Menurut Hidayat, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat bukan penyebab tunggal kemacetan di ibukota. Masih ada masalah infrastruktur yang tidak berkembang dan manajemen lalu lintas yang buruk yang juga ikut menjadi penyebab kemacetan. "Ya infrastrukturnya diperbaiki, manajemen lalu lintas juga. Itu kan upaya menertibkan lalu lintas supaya gak macet," katanya.
Minimnya jembatan penyeberangan orang atau terowongan penyeberangan orang. Sehingga orang kerap kali menyeberang beramai-ramai saat arus lalu lintas sedang tinggi. Ini tentu menghambat laju kendaraan.
4. Karena kebijakan perumahan perkotaan yang salah. Rumah susun di Jakarta jumlahnya amat kecil. Akibatnya, orang menyebar ke daerah pinggir. "Penyebaran rumah ke pinggir membuat orang lama dan banyak berada di jalan," ujar Andrinof.
5. Karena banyaknya persimpangan jalan yang belum memiliki bangunan fly over maupun underpass.
6. Angka urbanisasi dan pertumbuhan penduduk di pinggir Jakarta amat tinggi. Jumlahnya di atas 4,5 persen per tahun. Sementara, mayoritas dari mereka bekerja di Jakarta.
7. Karena banyaknya titik bottleneck, seperti di pintu-pintu masuk jalan tol.
8. Buruknya tata ruang dan kesalahan pemberian ijin bangunan seperti mall dan ruko. "Di luar sembilan penyebab tersebut, ada dua masalah fundamental di masa lalu, yaitu kepemimpinan birokrasi dan tata kelola anggaran," ujar pengamat dari Universitas Indonesia itu.
9. Produsen otomotif tidak beri kesempatan Jakarta bernafas :
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Masahiro Nonami mengatakan pihaknya bakal memproduksi tujuh ribu unit mobil di Indonesia. Asalkan masalah kemacetan di jalanan di sejumlah kota besar, terutama Jakarta, berhasil diselesaikan.
Selain itu, Masahiro juga mengeluhkan kondisi infrastruktur Indonesia yang buruk. Pelabuhan, bandara, dan jalan raya harus dibenahi.
Menurutnya, infrastruktur yang baik menjadi kunci daya saing sebuah bangsa.
10. Harga BBM murah :
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai masalah ini sebenarnya tidak perlu jika angkutan umum dihidupkan. Proses untuk menghidupkan angkutan umum selalu terkendala karena murahnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
"Bensin di luar negeri Rp 20 ribu per liter, di sini masih murah. Dengan dilepasnya harga BBM ke harga pasar orang akan berpikir karena naik busway hanya Rp 7.000 sudah pulang pergi. Artinya ketika BBM sudah naik angkutan umum dibenahi," kata Djoko di Jakarta.
Minggu, 30 Maret 2014
Penalaran
Tugas 1
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Wujud dari Evidensi
Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
Biasanya semua bahan informasi berupa statistic, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan).
Cara Menguji Data, Cara Menguji Fakta dan Cara Menilai Autoritas
fakta-fakta yang diajukan sebagai evidansi mungkin belum memuaskan seorang penulis. Untuk lebih meyakinkan dirinya dan juga pembaca, maka harus dilakukan peninjauan atau observasi.
b. Kesaksian
Untuk memperkuat evidansinya, penulis dapat menggunakan kesaksian-kesaksian orang lain yang telah mengalami sendiri peristiwa tersebut.
c. Autoritas
Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Jenis - Jenis Cara Berpikir Induktif
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Wujud dari Evidensi
Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
Biasanya semua bahan informasi berupa statistic, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan).
Cara Menguji Data, Cara Menguji Fakta dan Cara Menilai Autoritas
- Cara Menguji data
fakta-fakta yang diajukan sebagai evidansi mungkin belum memuaskan seorang penulis. Untuk lebih meyakinkan dirinya dan juga pembaca, maka harus dilakukan peninjauan atau observasi.
b. Kesaksian
Untuk memperkuat evidansinya, penulis dapat menggunakan kesaksian-kesaksian orang lain yang telah mengalami sendiri peristiwa tersebut.
c. Autoritas
Fakta dalam usaha menyusun evidansi adalah meminta pendapat dari susatu autoritas, yakni pendapat dari seorang ahli atau mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat.
Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang digunakan. Berhubungan dengan pengertian sintaksis yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika tidak terdapat rumus P seperti yang kedua P dan penyangkalan adalah pembuktian dari aksioma dari teori yang terkait di bawah sistem deduktif.
b. Koherensi
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi. Kesalahan yang seringkali merusakkan koherensi adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek tidak sesuai dan sebagainya. Bila gagasan yang tidak berhubungan satu sama lain disatukan, maka selain merusak kesatuan pikiran, juga akan merusak koherensi kalimat yang bersangkutan. Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan adanya isi pikiran, sedangkan dalam koherensi lebih ditekankan segi stuktur, atau interrelasi antara kata-kata yang menduduki sebuah ltugas dalam kalimat.
- Cara Menguji Fakta
Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang digunakan. Berhubungan dengan pengertian sintaksis yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika tidak terdapat rumus P seperti yang kedua P dan penyangkalan adalah pembuktian dari aksioma dari teori yang terkait di bawah sistem deduktif.
b. Koherensi
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi. Kesalahan yang seringkali merusakkan koherensi adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek tidak sesuai dan sebagainya. Bila gagasan yang tidak berhubungan satu sama lain disatukan, maka selain merusak kesatuan pikiran, juga akan merusak koherensi kalimat yang bersangkutan. Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan adanya isi pikiran, sedangkan dalam koherensi lebih ditekankan segi stuktur, atau interrelasi antara kata-kata yang menduduki sebuah ltugas dalam kalimat.
- Cara menilai Autoritas
a. Tidak Mengandung Prasangka
Yang tidak mengandung prasangka artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli itu sendiri, atau didasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya.
b. Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
Pengalaman dan pendidikan yang diperolehnya harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya.
c. Kemashuran dan Prestise
Apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.
Silogisme Kategorial, Silogisme Hipotesis dan Silogisme Alternative
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
∴ Akasia membutuhkan air (Konklusi)
a. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
Yang tidak mengandung prasangka artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli itu sendiri, atau didasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya.
b. Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
Pengalaman dan pendidikan yang diperolehnya harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya.
c. Kemashuran dan Prestise
Apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.
Silogisme Kategorial, Silogisme Hipotesis dan Silogisme Alternative
- Silogisme Kategorial
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
∴ Akasia membutuhkan air (Konklusi)
- Silogisme Hipotesis
a. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
∴ Saya naik becak (konklusi).
b. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
Sekarang bumi telah basah (minor).
∴ Hujan telah turun (konklusi)
Contoh:
Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
Sekarang bumi telah basah (minor).
∴ Hujan telah turun (konklusi)
c. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak akan timbul.
Contoh:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak akan timbul.
d. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Contoh:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
- Silogisme Alternative
Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Jenis - Jenis Cara Berpikir Induktif
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Jenis – jenis :
Jenis – jenis :
a. Generalisasi
Penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
b. Analogi
Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
c. Paragraf Hubungan Sebab Akibat
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B.
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B.
d. Paragraf Hubungan Akibat Sebab
Paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)