Minggu, 20 Oktober 2013
Artikel Dengan Ragam Bentuk Bahasa Yang Berbeda : Ragam Bahasa Ilmiah, Semi Ilmiah dan Non Ilmiah
A. Bahasa Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun secara lisan.
Contoh artikel Bahasa Ilmiah : Makalah Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan.
Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat khusus. Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Pendidikan Informal dalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu(bukan organisasi). Pendidkan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yan diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.
Pada makalah ini, akan dikaji hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan formal yang diselenggarakan di Indonesia.
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang saling bertentangan. Kedua dampak itu adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan harapan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat disebut sebagai ’Tujuan’. Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu yang bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.
Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai permasalahan Pendidikan.
Istilah permasalahan pendidikan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/1993 dijelaskan bahwa program utama pengembangan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut.
Contoh artikel Bahasa Ilmiah : Makalah Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan.
Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat khusus. Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Pendidikan Informal dalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu(bukan organisasi). Pendidkan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yan diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.
Pada makalah ini, akan dikaji hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan formal yang diselenggarakan di Indonesia.
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang saling bertentangan. Kedua dampak itu adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan harapan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat disebut sebagai ’Tujuan’. Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu yang bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.
Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai permasalahan Pendidikan.
Istilah permasalahan pendidikan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/1993 dijelaskan bahwa program utama pengembangan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
2. Peningkatan mutu pendidikan
3. Peningkatan relevansi pendidikan
4. Peningkatan Efisiensi dan efektifitas pendidikan
5. Pengembangan kebudayaanPembinaan generasi muda
Adapun masalah yang dipandang sangat rumit dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Pemerataan
2. Mutu dan Relevansi
3. Efisiensi dan efektivitas
Setiap masalah yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya adapun faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya 4 masalah di atas adalah sebagai berikut.
1. Ilmu Pengeahuan dan Teknologi (IPTEK)
2. Laju Pertumbuhan penduduk
3. Kelemahan guru/dosen (tenaga pengajar) dalam menangani tugas yang dihadapinya, dan ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses pendidikan (Permasalahan Pembelajaran).
1.2 Tujuan
1. Pemerataan
2. Mutu dan Relevansi
3. Efisiensi dan efektivitas
Setiap masalah yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya adapun faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya 4 masalah di atas adalah sebagai berikut.
1. Ilmu Pengeahuan dan Teknologi (IPTEK)
2. Laju Pertumbuhan penduduk
3. Kelemahan guru/dosen (tenaga pengajar) dalam menangani tugas yang dihadapinya, dan ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses pendidikan (Permasalahan Pembelajaran).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Pendidikan Universitas Negeri Padang.
2.Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapiIndonesia.
3. Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikanIndonesia.
4. Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah yang dihadapi di dalam dunia pendidikan.
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan pendidikan adalah suatu masalah yang sangat komplek. Apabila ditelaah lebih jauh, maka kita akan menemukan sekumpulan hal-hal rumit yang sangat susah untuk disiasati. Masalah yang dihadapi tersebut akan lebih susah jika saling berkait satu sama lain.
Oleh sebab itu, di dalam makalah ini penulis akan memberikan gambaran penting mengenai kumpulan masalah-masalah yang akan di bahas dalam makalah ini. Berikut ini adalah bagan mengenai masalah-masalah yang akan dibahas.
Bagan di atas merupakan gambaran mengenai masalah yang akan dibahas dalam makalah ini. Jika terdapat suatu hal yang berada diluar ruang lingkup permasalahan, maka masalah tersebut tidak akan dibahas di dalam makalah ini.
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Berikut ini kan dijabarkan mengenai manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini.
1. Membangun kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.
2. Menelaah masalah-masalah pendidikan yang dihadapi.
3. Memberikan inovasi baru dalam menghadapi masalah pendidikan
4. Batu loncatan kepada pendidikan yang lebih baik.
5. Membangun cara belajar yang lebih efektif.
Demikianlah manfaat-manfaat yang dapat diambil dari pembutaan makalah ini.
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Pendidikan Universitas Negeri Padang.
2.Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapiIndonesia.
3. Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikanIndonesia.
4. Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah yang dihadapi di dalam dunia pendidikan.
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan pendidikan adalah suatu masalah yang sangat komplek. Apabila ditelaah lebih jauh, maka kita akan menemukan sekumpulan hal-hal rumit yang sangat susah untuk disiasati. Masalah yang dihadapi tersebut akan lebih susah jika saling berkait satu sama lain.
Oleh sebab itu, di dalam makalah ini penulis akan memberikan gambaran penting mengenai kumpulan masalah-masalah yang akan di bahas dalam makalah ini. Berikut ini adalah bagan mengenai masalah-masalah yang akan dibahas.
Bagan di atas merupakan gambaran mengenai masalah yang akan dibahas dalam makalah ini. Jika terdapat suatu hal yang berada diluar ruang lingkup permasalahan, maka masalah tersebut tidak akan dibahas di dalam makalah ini.
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Berikut ini kan dijabarkan mengenai manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini.
1. Membangun kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.
2. Menelaah masalah-masalah pendidikan yang dihadapi.
3. Memberikan inovasi baru dalam menghadapi masalah pendidikan
4. Batu loncatan kepada pendidikan yang lebih baik.
5. Membangun cara belajar yang lebih efektif.
Demikianlah manfaat-manfaat yang dapat diambil dari pembutaan makalah ini.
B. Ragam Bahasa Semi Ilmiah
Bahasa Semi Imiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Bentuk karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku.
Contoh artikel Bahasa Semi Ilmiah : Editorial
APAKAH INDONESIA SUDAH BENAR-BENAR MERDEKA?
Saat ini mungkin kita semua tidak lagi merasakan kejamnya peperangan yang dialami oleh orang-orang yang hidup beberapa puluh tahun sebelum kita lahir. karena berkat pengorbanan para pahlawan yang berjuang sampai titik darah penghabisan, telah berhasil mengusir para penjajah dari bumi Indonesia ini. Sehingga kita semua tidak lagi merasakan penderitaan hidup dijaman penjajahan.
Tetapi pertanyaanya adalah, apakah benar bahwa kita sudah dapat hidup dengan nyaman, aman dan tentram?
Saya rasa jawabnya belum tentu.
Mengapa demikian?
Karena pada kenyataanya masih ada “penjajah-penjajah” yang sedang mengkungkung kehidupan kita. Penjajah-penjajah yang bahkan lebih sulit dihadapi dari masa penjajahan sebelum Indonesia merdeka dulu.
Penjajah-penjajah ini adalah KORUPTOR
Belakangan ini mungkin sering kita dengar bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), berhasil menyeret beberapa tersangka koruptor besar ke pengadilan. Banyak pejabat membanggakan hasil kerja KPK yang terlibat lebih tegas menindak para koruptor yang tidak terjadi pada jaman pemerintah sebelum SBY-JK ini. Agaknya pemerintah dan rakyat asyik dengan aneka penindakan represif (menindas) ini. Tapi patut dipertanyakan, apakah tindakan represif yang dilakukan benar-benar dapat menghentikan korupsi yang sepertinya sudah mengakar kuat pada bangsa ini. Karena hampir semua warga termasuk sejumlah pejabat pemberantas korupsi terkena korupsi.
Jika demikian, siapakah yang memiliki kredibilitas untuk menjadi pejabat pemberantas korupsi? siapa yang berhak menindak para koruptor tersebut?
Karena pada kenyataanya, terkuak beberapa indikasi keterlibatan jaksa, polisi, hakim dan pejabat KPK dalam suap dan pemerasan terkait penindakan tersangka koruptor.
IRONIS !!!!
Hal ini mungkin disebabkan Bangsa Indonesia yang secara turun temurun telah diwariskan pola-pola relasi masa lampau bangsa penjajah. Sehingga hal tersebut menjadi seperti warisa yang harus terus dijaga sampai saat ini dan diterapkan ke realitas relasi antara penguasa dan rakyat Indonesia.
Contoh artikel Bahasa Semi Ilmiah : Editorial
APAKAH INDONESIA SUDAH BENAR-BENAR MERDEKA?
Saat ini mungkin kita semua tidak lagi merasakan kejamnya peperangan yang dialami oleh orang-orang yang hidup beberapa puluh tahun sebelum kita lahir. karena berkat pengorbanan para pahlawan yang berjuang sampai titik darah penghabisan, telah berhasil mengusir para penjajah dari bumi Indonesia ini. Sehingga kita semua tidak lagi merasakan penderitaan hidup dijaman penjajahan.
Tetapi pertanyaanya adalah, apakah benar bahwa kita sudah dapat hidup dengan nyaman, aman dan tentram?
Saya rasa jawabnya belum tentu.
Mengapa demikian?
Karena pada kenyataanya masih ada “penjajah-penjajah” yang sedang mengkungkung kehidupan kita. Penjajah-penjajah yang bahkan lebih sulit dihadapi dari masa penjajahan sebelum Indonesia merdeka dulu.
Penjajah-penjajah ini adalah KORUPTOR
Belakangan ini mungkin sering kita dengar bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), berhasil menyeret beberapa tersangka koruptor besar ke pengadilan. Banyak pejabat membanggakan hasil kerja KPK yang terlibat lebih tegas menindak para koruptor yang tidak terjadi pada jaman pemerintah sebelum SBY-JK ini. Agaknya pemerintah dan rakyat asyik dengan aneka penindakan represif (menindas) ini. Tapi patut dipertanyakan, apakah tindakan represif yang dilakukan benar-benar dapat menghentikan korupsi yang sepertinya sudah mengakar kuat pada bangsa ini. Karena hampir semua warga termasuk sejumlah pejabat pemberantas korupsi terkena korupsi.
Jika demikian, siapakah yang memiliki kredibilitas untuk menjadi pejabat pemberantas korupsi? siapa yang berhak menindak para koruptor tersebut?
Karena pada kenyataanya, terkuak beberapa indikasi keterlibatan jaksa, polisi, hakim dan pejabat KPK dalam suap dan pemerasan terkait penindakan tersangka koruptor.
IRONIS !!!!
Hal ini mungkin disebabkan Bangsa Indonesia yang secara turun temurun telah diwariskan pola-pola relasi masa lampau bangsa penjajah. Sehingga hal tersebut menjadi seperti warisa yang harus terus dijaga sampai saat ini dan diterapkan ke realitas relasi antara penguasa dan rakyat Indonesia.
1. Kebiasaan bangsa penjajah (penguasa) meemras/memalak bangsa terjajah (rakyat).
2. Kebiasaan bangsa terjajah (rakyat) menyelamatkan diri dari tekanan dan ancaman bangsa penjajah (penguasa) dengan cara apapun, termasuk mengorbankan sesame warga terjajah.
3.Kebiasaan bangsa terjajah (rakyat) bertindak menjilat penjajah (penguasa) demi keselamatan diri.
4. Kebiasaan bangsa terjajah (rakyat) memberi upeti kepada penjajah (penguasa).
5. Kebiasaan suatu lapisan bangsa terjajah (rakyat) untuk menekan dan memeras sesama warga terjajah yang ada pada lapisan lebih rendah
Perwujudan dari kelima pola relasi tersebut secara menyejarah telah membuahkan kemiskinan bangsa terjajah (rakyat), sekalipun bangsa terjajah tersebut telah meraih kemerdekaan secara formal.
Dengan demikian kita menyadari bahwa untuk menghentikan tindakan korupsi tidak akan berhasil jika hanya menitikberatkan pada tindakan represif.
Ini menjadi PR bagi pemerintah untuk membuat program-program ekonomi pro kesejahteraan rakyat banyak, seperti meningkatkan pendidikan yang bermutu dan berkesinambungan dan lain sebagainya.
Kembali ke pernyataan semula, Apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka?
C. Ragam Bahasa Non Ilmiah
Non Ilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.Bentuk karangan non ilmiah yaitu, dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerber, puisi, dan naskah drama.
2. Kebiasaan bangsa terjajah (rakyat) menyelamatkan diri dari tekanan dan ancaman bangsa penjajah (penguasa) dengan cara apapun, termasuk mengorbankan sesame warga terjajah.
3.Kebiasaan bangsa terjajah (rakyat) bertindak menjilat penjajah (penguasa) demi keselamatan diri.
4. Kebiasaan bangsa terjajah (rakyat) memberi upeti kepada penjajah (penguasa).
5. Kebiasaan suatu lapisan bangsa terjajah (rakyat) untuk menekan dan memeras sesama warga terjajah yang ada pada lapisan lebih rendah
Perwujudan dari kelima pola relasi tersebut secara menyejarah telah membuahkan kemiskinan bangsa terjajah (rakyat), sekalipun bangsa terjajah tersebut telah meraih kemerdekaan secara formal.
Dengan demikian kita menyadari bahwa untuk menghentikan tindakan korupsi tidak akan berhasil jika hanya menitikberatkan pada tindakan represif.
Ini menjadi PR bagi pemerintah untuk membuat program-program ekonomi pro kesejahteraan rakyat banyak, seperti meningkatkan pendidikan yang bermutu dan berkesinambungan dan lain sebagainya.
Kembali ke pernyataan semula, Apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka?
C. Ragam Bahasa Non Ilmiah
Non Ilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.Bentuk karangan non ilmiah yaitu, dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerber, puisi, dan naskah drama.
Contoh artikel Bahasa Non ilmiah : Dongeng
Kisah Semut dan Kepompong
Kisah Semut dan Kepompong
Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang tersebut.
Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan.
Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan.
Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya.
Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.
"Tolong...tolong....aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.
"Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.
Sumber :
"Tolong...tolong....aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.
"Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.
Sumber :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar